Kamis, 09 Juli 2015

Kisahku di umur 18 tahun

Ini kisah kecil dari perjalanan hidupku menuju jalan masadepan….
Nama akuYasmine. Alhamdulillah aku baru lulus dari sekolah menengah kejuruan di tahun 2015. Sebelum aku lulus dan mengikuti ujian nasional, aku sudah mulai memikirkan kemana aku lanjutkan setelah lulus nanti. Banyak keinginan dan kemauan yang sudah ku rencanakan. Aku mempunyai target, dan target aku bukan untuk jaga panjang dahulu. Cukup targetku paling terdekat adalah lulus UN dengan nilai membanggakan kedua orangtua, dan mendapatkan Perguruan Tinggi Negri yg aku inginkan. Itu semua ingin ku.
Setelah berjalan waktu ujian nasional telah selesai dan hasil UN pun sudah keluar. Alhamdulillah aku lulus. Lalu bagaimana dengan hasil nilainya?
Ternyata jauh yg dari aku inginkan, aku gagal membuat bangga kedua orangtuaku. Ayahku sedang diluar kota lalu menelpon menanyakan “Bagaimana hasil kelulusanmu?” dengar pertanyaan itu aku takut memberi tahukan. Aku takut ia kecewa dengan hasil ujian nasionalku. Tapi apa yang aku bayangan jauh berbeda, ayah berkata apa yang aku tidak pikirkan.
A: Bagaimana hasil ujian nasionalnya?
Y: Alhamdulillah lulus, tapi….. nemnya jelek
A: Gapapa yg penting lulus
Aku tersenyum kecil mendengar hal itu dan merasa antara harus bahagia atau sedih. Aku bersyukur kedua orangtuaku dan kakakku tidak mempersalahkan hasil nilai ujianku .mereka bilang “semua sudah terjadi, mau disesali pun tidakkan bisa membuat nilaimu menjadi bagus. Bersyukur apapun hasilnya”. Aku pun sudah tidak terlalu memikirkan lagi dengan itu.

Aku sempat berfikir apa mungkin mereka tahu dengan beban apa yang aku alami sebelum UN. Sebelum Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, aku mendapatkan ujian dari Allah. Selama seminggu badanku tidak enak badan, sudah 3 dokter yang aku datangi, belum jelas aku sakit apa. Dan akhirnya aku cek darah sampai 2x, hasilnya masih belum begitu jelas. Sampai aku merasa dadaku terasa sesak. Aku sulit bernafas, ketika aku sholat dan bersujud rasanya sangat sesak, tengah malam aku harus menggigil kedingian, dan mengeluarkan darah dari hidung. Setelah itu aku langsung rontgen thorax (ronsen bagian paruparu). Hasilnya membuat aku harus menangis di Rumah sakit, aku tidak bisa menahan apa yg terjadi dalam diriku, Terlebih lagi ini adalah hari ulangtahunku yang ke 18. Allah memberikan kado yg istimewa di hari ulang tahun ku ini. Hampir 2minggu sebelum Ujian Sekolah aku tidak dapat masuk sekolah, aku pun harus masuk rumah sakit sebulan 2x untuk disedot cairan yg terdapat di paru-paru dan aku harus bisa melewati itu, aku di diagnosa efusi pleura.

Setelah penyedotan pertama Alhamdulillah lancar, dokter bisa mengeluarkan cairan sebanyak 2liter, penyedotan itu harus dihentikan karena paru-paru ku sudah tidak kuat, aku mulai batuk batuk. Penyedotan cairan pertama selesai, dan harus rontgen untuk melihat hasil berikutnya. Alhamdulillah semua penderitaan ku sudah selesai (harapku). 

Tapi ternyata Allah masih mau menguji kesabaranku. Belum selesai penderitaanku dan aku harus mendengar apa yang TIDAK mau aku dengar!!
Dokter masuk keruangan ku dan bilang “gimana keadaannya?  Udah enakan setelah disedot? Masih nyesek dadanya? Hasil rontgen udah keluar nih, Yasmine cairannya masih ada dibagian bawah, kurang lebih masih ada 500ml cairan lagi”. 
Dengan tatapan kosong dan hanya bisa jawab; “terus?”.
Dokter Sp.P lalu bilang “Yasmine harus di sedot lagi ya, Yasmine mau sembuh kan?”. 
Di saat itu keluarga ku tidak ada didalam ruangan, aku sedang ditemani sahabat-sahabatku. Mendengar dokter mengatakan itu, aku menangis. Menangis yg mungkin sudah tidak ada airmata yang keluar. Sahabat sahabatku langsung memberitahukan kedua orangtuaku dan mereka langsung datang. Engga lama ibu datang dan aku tidak mau memperlihatkan kesedihan ku dan akupun tidak bisa menyampaikan apa yg dokter katakan tadi. Akhirnya ibu langsung menemui dokter dan setelah selesai itu, masuk ruangan langsung memelukku.

Aku tidak bisa menahan kesakitan ini lagi. Aku langsung nangis dan bertanya kepada Allah. yaAllah kenapa engkau memberikan ujian yg besar kepadaku dan harus engkau berikan dibulan kelahirankan ku dan disaat aku harus ujian akhir sekolah.
Akupun diperbolehkan pulang 2minggu lagi karena aku harus mengikuti ujian sekolah. Dan aku harus datang untuk di sedot yg kedua kalinya. Dokter pun mengharuskan aku harus tetap minum obat minimal selama 6bulan. Mendengar hal itu aku masih keberatan, “hah?? 6bulan? Tiap hari minum obat? Penyakitan bgt ya”. Aku kesel dengan apa yg harus aku dengar.
Karena kondisi aku yg masih belum bisa untuk pergi kesekolah, aku harus mengikuti ujian sekolah dirumah, Alhamdulillah sekolah ku memberikan aku keringanan dengan memperbolehkan aku ujian dirumah dengan diawasi guru.

Setelah selesai ujian sekolahku dan demi kesehatanku, aku harus kerumah sakit. Di rawat inap lagi, disedot lagi, harus merasakan jarum yang ditusukan kebadan ku lagi. Karena ini yg kedua, aku lebih tenang dan pasrah. Selang oksigen mulai dipasang dan dokter sudah mempersiapkan semua jarum suntik. Tarik nafas dan dokter mulai menyuntikan kebagian sela tulang rusukku. Dan aku hanya bisa berdzikir dan ku pasrahkan semua kepada sang maha Pencipta.
Selesai dokter mencabut suntikkan, ternyata sudah tidak dapat disedot, hanya cairan itu masih ada dan mungkin sudah bisa teratasi dengan diberikan obat yg selama ini aku minum. Alhamdulillah ini kabar baik yg ingin aku dengar.

Cukup untuk dua kali aja aku harus merasakan ini, aku pun juga memikirkan soal biaya rumah sakit yang harus orangtuaku bayar. Aku kepikiran dengan biaya rumah sakit. Itu belum selesai, pengobatan aku pun masih tetap berlanjut dan sebulan sekali harus tetap check up ke Rumah Sakit. Harus beli obat yg cukup mahal untuk kesembuhan aku. Kedua orangtuaku selalu bilang
“ada kok uang, kamu gausah mikirin soal biaya. Kamu sembuh yg penting”. Setelah Ujian dari Allah ini terlewati. 

Aku masih harus memikirkan, aku harus melanjutkan kemana setelah lulus nanti? Ya. Itu yang aku harus lakukan selanjutnya adalah ikut test perguruan tinggi.
Ada SNMPTN, SBMPTN dan Ujian Mandiri, itu yang aku tau. Karena sekolah ku baru dan belum mendapatkan akreditasi dan belum terdaftar untuk mengikuti test SNMPTN. Jadi aku tidak bisa mengikuti SNMPTN. Itu bukan penghalangku untuk tidak mencoba PTN yg kuinginkan, dan aku pun ikut test jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri)
Aku tetap ingin coba SBMPTN walaupun aku tahu saingan aku bukan hanya ratusan bahkan ribuan orang. Dan aku pun sadar, aku dari SMK yg pelajaran agak berbeda dengan SMA. Yg aku tau pun soal SBMPTN itu soshum dan sainstek. Hanya sedikit yg dapat di pelajari di SMK. Tetapi itu bukan alasan untuk aku kalah sebelum perang. Aku membeli buku soal soal SBMPTN untuk dipelajari dirumah, jujur ini soalnya sulit untuk diriku. Mungkin aku yang tidak terlalu cerdas, hehehe
Aku, ibu dan ayah sedang berkumpul di kamar, lalu tiba tiba ayah menanyakan, mau lanjut kemana? Kerja aja dek. Tetapi ibu tidak setuju kalo aku harus kerja. Ibu bilang “umur Yasmine masih 18 belum waktunya kerja, lagian juga kasian dia masih belum sembuh”. Dan Ayah mempunyai alasan mengapa menyuruh ku untuk kerja terlebih dahulu, lalu ayah bilang “kuliah dimana? Ayah Cuma sanggup untuk uang awal masuk dibawah 8juta dan uang semester dibawah 4juta, selebihnya ayah engga bisa, mana lagi sebentar lagi harus pensiun”. Ibu hanya diam.
Aku? Aku hanya bisa diam, sedih dan berfikir, apa yang harus kulakukan di kondisi seperti ini? Kalo aku ingin kuliah, aku harus cari universitas yg menyediakan beasiswa. Tetapi semua itu jauh tempatnya. Ibu memikirkan kondisi ku yg masih belum sembuh.
Lalu ketika ibu dan ayah di kamar aku masuk dan mengatakan “Yah, bu. Aku coba negri dulu ya? Swasta mahal mahal, kalo aku engga dapet negri dan gak dapet swasta murah. Aku kerja ya.
“kamu lakukan yg terbaik”. Ayah hanya bilang seperti itu.
Sebelum ujian SBMPTN tiba, akupun tidak diam dirumah hanya belajar, tetapi aku pun berusaha untuk cari perguruan tinggi swasta yg sesuai dengan jurusan yg ingin aku ambil dan yg pasti biaya kuliah yg tidak terlalu mahal. Aku pun sadar, sudah banyak biaya yg dikeluarkan untuk pengobatan kemarin. Aku juga tidak akan memaksakan untuk aku harus kuliah, aku tidak bisa memaksakan kemauan ku ini. Aku harus memikirkan kedua orangtuaku.

Dan Alhamdulillah aku dapat info ada kuliah swasta yg cukup murah dan itu S1. Aku pun minta diantarkan untuk mengambil brosur kuliah tersebut. Jurusan yang ada disana hanya ada 2 (Managemen Pariwisata dan Managemen Perhotelan) dan sudah terakreditasi B. Karena aku dari SMK perhotelan, Alhamdulillah ditempat kuliah itu biayanya terbilang cukup terjangkau karena aku melanjutkan dari smk perhotelan sesuai dengan jurusan yang ada yaitu manajemen perhotelan dan di tempat kuliah itupun mengadakan bursa kerja, dan sangat mendukung bahkan mengharuskan untuk semester ke 4 agar kuliah sambil bekerja untuk mendukung karir nantinya.


 Setiba sampai dirumah, aku memberikan kabar kepada ibu dan ayah.
Alhamdulillah ayah setuju untuk aku disana, dan ibupun setuju karena jaraknya tidak terlalu jauh masih bisa dengan kendaraan bermotor. Bersyukur sudah menemukan sekolah tinggi walaupun itu swasta yg tergolong murah dan kurang terkenal di masyarakat.
Tiba waktu ujian SBMPTN. Aku berdoa dalam hatiku “Tidak ada salahnya untuk mencoba, berusaha dulu dan semoga ALLAH berikan yg terbaik”. Aku juga tidak terlalu mengharapkan karena peluangku untuk mendapatkan PTN lebih kecil dibanding SMA. Aku sadar tetapi aku tidak ingin kalah sebelum perang. Aku tetap akan mencoba dan cari pengalaman agar tahu gimana ikut test dengan pesaing ribuan orang. Selesai ujian, ternyata memang soal yg sulit bagiku, soalnya sangat asing untuk yg aku pelajari terlebih lagi aku ambil jurusan soshum. Ya aku tidak terlalu belajar mendalami soal itu. Aku pasrah akan hasil yg sebulan lagi akan diumumkan.
Sebulan berakhir dengan cepat. Hari ini tanggal 9 Juli 2015 adalah hari pengumuman hasil SBMPTN. Teman-temanku yang yg lain merasa gemetaran dan takut untuk melihat isinya. Entah kenapa aku tidak sama sekali, dalam hatiku hanya satu “if something is destined for you. Never in million years it will be for somebody else. Jika sesuatu ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi milik oranglain”. Dan yg aku percaya Allah maha mengetahui mana yg terbaik untuk umatnya.

Aku coba untuk memasukan nomer peserta dan tanggal lahir ku. Dan muncul yang bertulisan…………………………………………….
“Jangan putus asa”.
Yaaap. Ternyata aku gagal di SBMPTN 2015. Aku tidak kecewa dengan hasil ini, tetapi ada hal yg aku takuti. Aku takut orangtuaku kecewa dengan hasil ini. Aku memang gagal untuk bisa membanggakan orangtuaku. Tapi aku tidak akan berhenti untuk cari cara lain untuk bisa membuat mereka bangga kelak.
Aku berani kan diri untuk memberitahukan kedua orangtua tentang hasil ini…. Aku takut dengan apa yang akan mereka katakan setelah mendengar ini.
Bismillah……
 bu, aku engga dapet di negri
“udah pengumuman? Yahh. Iyaudah kuliah dimana aja. Sekolah di negri juga belum tentu sukses kok, itu bukan menentu kesuksesan. Yg penting udah berusaha”
Didalam hati aku berkata, terimakasih yaAllah engkau telah memberikan kedua orangtua seperti mereka, walau aku tak tahu apa yg ada dihati mereka, mungkin mereka pun sedih dan kecewa. Tapi mereka tetap memberikan aku semangat. Tidak memperlihatkan sedih atau kecewa itu didepanku.

Banyak perjalanan hidup yg aku lalui. Kegagalan yg harus aku terima. lalu kesabaran dan keikhlasan yg harus selalu ada didalam hati. Semua terasa lebih ringan ketika semua beban atau masalah ku pasrahkan ke yg maha kuasa. Aku tidak menyalahkan diri sendiri, aku tidak pernah menganggap diriku bodoh karena aku tidak cerdas dan  gagal dalam ujian sekolah atau ujian masuk ptn. Ketika aku sudah berusaha melakukan yg terbaik, lalu biarkan Tuhan yg menentukan. Aku percaya rencana Tuhan/ scenario Tuhan lebih indah dan jauh lebih baik dari apa yang aku rencanakan. Selalu ada hikmah dan pelajaran yg bisa kita ambil dari kegagalan dan cobaan, dan itu semua mengajarkan untuk lebih dewasa untuk menyikapi masalah dan untuk meningkatkan kesabaran.

Ya. Akhirnya aku pasti masuk ke sekolah tinggi swasta itu, sekarang aku mempunyai target baru yang harus aku capai. Kali ini aku akan lebih berusaha lebih untuk target ku berhasil.
-         Belajar dengan sungguh-sungguh
-         Mendapatkan beasiswa
-         Mempertahankan beasiswa

Itu target jaga pendek untuk saat ini. Keinginkan ku tidak terhenti sampai disini. Masih banyak  jalan untuk mencapai kesuksesan. Hal terpenting adalah jangan takut untuk mencoba, harus mempunyai target hidup, berusaha, dan ketika semua usaha sudah dijalakan, berdoa adalah hal yg tidak boleh dilupakan. Berjuang dan Serahkan semua rencana hidupmu kepada Tuhan.  Ketika apa yang kamu inginkan tidak bisa kamu dapatkan, jangan menyalahkan atau membuat kamu jadi jauh sama Tuhan ya J
Tuhan menjawab doamu dengan 3 cara
1.)  Tuhan menjawab “Ya” dan memberikan apa yg kamu ingikan
2.)  Tuhan menjawab “Tidak” dan memberikan sesuatu yg lebih baik
3.)  Tuhan menjawab “Tunggu” dan memberikanmu yg TERBAIK

Dan selalu selipkan keinginan mu didalam doa yaaa karena mengulang doa-doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu kearah yg kamu tuju. Semoga dan selalu. Aamiin