Ini kisah kecil dari perjalanan hidupku menuju jalan
masadepan….
Nama akuYasmine. Alhamdulillah aku baru lulus dari
sekolah menengah kejuruan di tahun 2015. Sebelum aku lulus dan mengikuti ujian
nasional, aku sudah mulai memikirkan kemana aku lanjutkan setelah lulus nanti. Banyak
keinginan dan kemauan yang sudah ku rencanakan. Aku mempunyai target, dan
target aku bukan untuk jaga panjang dahulu. Cukup targetku paling terdekat adalah
lulus UN dengan nilai membanggakan kedua orangtua, dan mendapatkan Perguruan
Tinggi Negri yg aku inginkan. Itu semua ingin ku.
Setelah berjalan waktu ujian nasional telah selesai
dan hasil UN pun sudah keluar. Alhamdulillah aku lulus. Lalu bagaimana dengan
hasil nilainya?
Ternyata jauh yg dari aku inginkan, aku gagal
membuat bangga kedua orangtuaku. Ayahku sedang diluar kota lalu menelpon
menanyakan “Bagaimana hasil kelulusanmu?” dengar pertanyaan itu aku takut
memberi tahukan. Aku takut ia kecewa dengan hasil ujian nasionalku. Tapi apa yang
aku bayangan jauh berbeda, ayah berkata apa yang aku tidak pikirkan.
A: Bagaimana hasil ujian nasionalnya?
Y: Alhamdulillah lulus, tapi….. nemnya jelek
A: Gapapa yg penting lulus
Aku tersenyum kecil mendengar hal itu dan merasa
antara harus bahagia atau sedih. Aku bersyukur kedua orangtuaku dan kakakku
tidak mempersalahkan hasil nilai ujianku .mereka bilang “semua sudah terjadi,
mau disesali pun tidakkan bisa membuat nilaimu menjadi bagus. Bersyukur apapun
hasilnya”. Aku pun sudah tidak terlalu memikirkan lagi dengan itu.
Aku sempat berfikir apa mungkin mereka tahu dengan beban
apa yang aku alami sebelum UN. Sebelum Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, aku
mendapatkan ujian dari Allah. Selama seminggu badanku tidak enak badan, sudah 3
dokter yang aku datangi, belum jelas aku sakit apa. Dan akhirnya aku cek darah
sampai 2x, hasilnya masih belum begitu jelas. Sampai aku merasa dadaku terasa
sesak. Aku sulit bernafas, ketika aku sholat dan bersujud rasanya sangat sesak,
tengah malam aku harus menggigil kedingian, dan mengeluarkan darah dari hidung.
Setelah itu aku langsung rontgen thorax (ronsen bagian paruparu). Hasilnya
membuat aku harus menangis di Rumah sakit, aku tidak bisa menahan apa yg
terjadi dalam diriku, Terlebih lagi ini adalah hari ulangtahunku yang ke 18.
Allah memberikan kado yg istimewa di hari ulang tahun ku ini. Hampir 2minggu
sebelum Ujian Sekolah aku tidak dapat masuk sekolah, aku pun harus masuk rumah
sakit sebulan 2x untuk disedot cairan yg terdapat di paru-paru dan aku harus
bisa melewati itu, aku di diagnosa efusi pleura.
Setelah penyedotan pertama Alhamdulillah lancar,
dokter bisa mengeluarkan cairan sebanyak 2liter, penyedotan itu harus
dihentikan karena paru-paru ku sudah tidak kuat, aku mulai batuk batuk.
Penyedotan cairan pertama selesai, dan harus rontgen untuk melihat hasil
berikutnya. Alhamdulillah semua penderitaan ku sudah selesai (harapku).
Tapi ternyata
Allah masih mau menguji kesabaranku. Belum selesai penderitaanku dan aku harus
mendengar apa yang TIDAK mau aku dengar!!
Dokter masuk keruangan ku dan bilang “gimana
keadaannya? Udah enakan setelah disedot?
Masih nyesek dadanya? Hasil rontgen udah keluar nih, Yasmine cairannya masih
ada dibagian bawah, kurang lebih masih ada 500ml cairan lagi”.
Dengan tatapan
kosong dan hanya bisa jawab; “terus?”.
Dokter Sp.P lalu bilang “Yasmine harus di sedot lagi
ya, Yasmine mau sembuh kan?”.
Di saat itu keluarga ku tidak ada didalam
ruangan, aku sedang ditemani sahabat-sahabatku. Mendengar dokter mengatakan itu, aku menangis. Menangis
yg mungkin sudah tidak ada airmata yang keluar. Sahabat sahabatku langsung
memberitahukan kedua orangtuaku dan mereka langsung datang. Engga lama ibu
datang dan aku tidak mau memperlihatkan kesedihan ku dan akupun tidak bisa
menyampaikan apa yg dokter katakan tadi. Akhirnya ibu langsung menemui dokter
dan setelah selesai itu, masuk ruangan langsung memelukku.
Aku tidak bisa menahan kesakitan ini lagi. Aku langsung
nangis dan bertanya kepada Allah. yaAllah kenapa engkau memberikan ujian yg
besar kepadaku dan harus engkau berikan dibulan kelahirankan ku dan disaat aku
harus ujian akhir sekolah.
Akupun diperbolehkan pulang 2minggu lagi karena aku
harus mengikuti ujian sekolah. Dan aku harus datang untuk di sedot yg kedua
kalinya. Dokter pun mengharuskan aku harus tetap minum obat minimal selama 6bulan.
Mendengar hal itu aku masih keberatan, “hah?? 6bulan? Tiap hari minum obat? Penyakitan
bgt ya”. Aku kesel dengan apa yg harus aku dengar.
Karena kondisi aku yg masih belum bisa untuk pergi
kesekolah, aku harus mengikuti ujian sekolah dirumah, Alhamdulillah sekolah ku
memberikan aku keringanan dengan memperbolehkan aku ujian dirumah dengan
diawasi guru.
Setelah selesai ujian sekolahku dan demi
kesehatanku, aku harus kerumah sakit. Di rawat inap lagi, disedot lagi, harus
merasakan jarum yang ditusukan kebadan ku lagi. Karena ini yg kedua, aku lebih
tenang dan pasrah. Selang oksigen mulai dipasang dan dokter sudah mempersiapkan
semua jarum suntik. Tarik nafas dan dokter mulai menyuntikan kebagian sela
tulang rusukku. Dan aku hanya bisa berdzikir dan ku pasrahkan semua kepada sang
maha Pencipta.
Selesai dokter mencabut suntikkan, ternyata sudah
tidak dapat disedot, hanya cairan itu masih ada dan mungkin sudah bisa teratasi
dengan diberikan obat yg selama ini aku minum. Alhamdulillah ini kabar baik yg
ingin aku dengar.
Cukup untuk dua kali aja aku harus merasakan ini,
aku pun juga memikirkan soal biaya rumah sakit yang harus orangtuaku bayar. Aku
kepikiran dengan biaya rumah sakit. Itu belum selesai, pengobatan aku pun masih
tetap berlanjut dan sebulan sekali harus tetap check up ke Rumah Sakit. Harus
beli obat yg cukup mahal untuk kesembuhan aku. Kedua orangtuaku selalu bilang
“ada kok uang, kamu gausah mikirin soal biaya. Kamu
sembuh yg penting”. Setelah Ujian dari Allah ini terlewati.
Aku masih harus memikirkan, aku harus melanjutkan
kemana setelah lulus nanti? Ya. Itu yang aku harus lakukan selanjutnya adalah
ikut test perguruan tinggi.
Ada SNMPTN, SBMPTN dan Ujian Mandiri, itu yang aku
tau. Karena sekolah ku baru dan belum mendapatkan akreditasi dan belum
terdaftar untuk mengikuti test SNMPTN. Jadi aku tidak bisa mengikuti SNMPTN.
Itu bukan penghalangku untuk tidak mencoba PTN yg kuinginkan, dan aku pun ikut
test jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri)
Aku tetap ingin coba SBMPTN walaupun aku tahu
saingan aku bukan hanya ratusan bahkan ribuan orang. Dan aku pun sadar, aku
dari SMK yg pelajaran agak berbeda dengan SMA. Yg aku tau pun soal SBMPTN itu
soshum dan sainstek. Hanya sedikit yg dapat di pelajari di SMK. Tetapi itu
bukan alasan untuk aku kalah sebelum perang. Aku membeli buku soal soal SBMPTN
untuk dipelajari dirumah, jujur ini soalnya sulit untuk diriku. Mungkin aku
yang tidak terlalu cerdas, hehehe
Aku, ibu dan ayah sedang berkumpul di kamar, lalu
tiba tiba ayah menanyakan, mau lanjut kemana? Kerja aja dek. Tetapi ibu tidak
setuju kalo aku harus kerja. Ibu bilang “umur Yasmine masih 18 belum waktunya
kerja, lagian juga kasian dia masih belum sembuh”. Dan Ayah mempunyai alasan mengapa
menyuruh ku untuk kerja terlebih dahulu, lalu ayah bilang “kuliah dimana? Ayah Cuma
sanggup untuk uang awal masuk dibawah 8juta dan uang semester dibawah 4juta,
selebihnya ayah engga bisa, mana lagi sebentar lagi harus pensiun”. Ibu hanya
diam.
Aku? Aku hanya bisa diam, sedih dan berfikir, apa
yang harus kulakukan di kondisi seperti ini? Kalo aku ingin kuliah, aku harus
cari universitas yg menyediakan beasiswa. Tetapi semua itu jauh tempatnya. Ibu memikirkan
kondisi ku yg masih belum sembuh.
Lalu ketika ibu dan ayah di kamar aku masuk dan
mengatakan “Yah, bu. Aku coba negri dulu ya? Swasta mahal mahal, kalo aku engga
dapet negri dan gak dapet swasta murah. Aku kerja ya.
“kamu lakukan yg terbaik”. Ayah hanya bilang seperti
itu.
Sebelum ujian SBMPTN tiba, akupun tidak diam dirumah
hanya belajar, tetapi aku pun berusaha untuk cari perguruan tinggi swasta yg
sesuai dengan jurusan yg ingin aku ambil dan yg pasti biaya kuliah yg tidak
terlalu mahal. Aku pun sadar, sudah banyak biaya yg dikeluarkan untuk
pengobatan kemarin. Aku juga tidak akan memaksakan untuk aku harus kuliah, aku
tidak bisa memaksakan kemauan ku ini. Aku harus memikirkan kedua orangtuaku.
Dan Alhamdulillah aku dapat info ada kuliah swasta
yg cukup murah dan itu S1. Aku pun minta diantarkan untuk mengambil brosur
kuliah tersebut. Jurusan yang ada disana hanya ada 2 (Managemen Pariwisata dan
Managemen Perhotelan) dan sudah terakreditasi B. Karena aku dari SMK
perhotelan, Alhamdulillah ditempat kuliah itu biayanya terbilang cukup terjangkau
karena aku melanjutkan dari smk perhotelan sesuai dengan jurusan yang ada yaitu
manajemen perhotelan dan di tempat kuliah itupun mengadakan bursa kerja, dan
sangat mendukung bahkan mengharuskan untuk semester ke 4 agar kuliah sambil
bekerja untuk mendukung karir nantinya.
Setiba sampai
dirumah, aku memberikan kabar kepada ibu dan ayah.
Alhamdulillah ayah setuju untuk aku disana, dan
ibupun setuju karena jaraknya tidak terlalu jauh masih bisa dengan kendaraan
bermotor. Bersyukur sudah menemukan sekolah tinggi walaupun itu swasta yg
tergolong murah dan kurang terkenal di masyarakat.
Tiba waktu ujian SBMPTN. Aku berdoa dalam hatiku “Tidak
ada salahnya untuk mencoba, berusaha dulu dan semoga ALLAH berikan yg terbaik”.
Aku juga tidak terlalu mengharapkan karena peluangku untuk mendapatkan PTN
lebih kecil dibanding SMA. Aku sadar tetapi aku tidak ingin kalah sebelum
perang. Aku tetap akan mencoba dan cari pengalaman agar tahu gimana ikut test
dengan pesaing ribuan orang. Selesai ujian, ternyata memang soal yg sulit
bagiku, soalnya sangat asing untuk yg aku pelajari terlebih lagi aku ambil
jurusan soshum. Ya aku tidak terlalu belajar mendalami soal itu. Aku pasrah
akan hasil yg sebulan lagi akan diumumkan.
Sebulan berakhir dengan cepat. Hari ini tanggal 9
Juli 2015 adalah hari pengumuman hasil SBMPTN. Teman-temanku yang yg lain
merasa gemetaran dan takut untuk melihat isinya. Entah kenapa aku tidak sama
sekali, dalam hatiku hanya satu “if something is destined for you. Never in
million years it will be for somebody else. Jika sesuatu ditakdirkan untukmu,
sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi milik oranglain”. Dan yg aku percaya
Allah maha mengetahui mana yg terbaik untuk umatnya.
Aku coba untuk memasukan nomer peserta dan tanggal
lahir ku. Dan muncul yang bertulisan…………………………………………….
“Jangan putus asa”.
Yaaap. Ternyata aku gagal di SBMPTN 2015. Aku tidak
kecewa dengan hasil ini, tetapi ada hal yg aku takuti. Aku takut orangtuaku
kecewa dengan hasil ini. Aku memang gagal untuk bisa membanggakan orangtuaku. Tapi
aku tidak akan berhenti untuk cari cara lain untuk bisa membuat mereka bangga
kelak.
Aku berani kan diri untuk memberitahukan kedua
orangtua tentang hasil ini…. Aku takut dengan apa yang akan mereka katakan
setelah mendengar ini.
Bismillah……
bu, aku engga
dapet di negri
“udah pengumuman? Yahh. Iyaudah kuliah dimana aja. Sekolah
di negri juga belum tentu sukses kok, itu bukan menentu kesuksesan. Yg penting
udah berusaha”
Didalam hati aku berkata, terimakasih yaAllah engkau
telah memberikan kedua orangtua seperti mereka, walau aku tak tahu apa yg ada
dihati mereka, mungkin mereka pun sedih dan kecewa. Tapi mereka tetap
memberikan aku semangat. Tidak memperlihatkan sedih atau kecewa itu didepanku.
Banyak perjalanan hidup yg aku lalui. Kegagalan yg
harus aku terima. lalu kesabaran dan keikhlasan yg harus selalu ada didalam
hati. Semua terasa lebih ringan ketika semua beban atau masalah ku pasrahkan ke
yg maha kuasa. Aku tidak menyalahkan diri sendiri, aku tidak pernah menganggap
diriku bodoh karena aku tidak cerdas dan
gagal dalam ujian sekolah atau ujian masuk ptn. Ketika aku sudah berusaha melakukan yg terbaik, lalu
biarkan Tuhan yg menentukan. Aku percaya rencana Tuhan/ scenario Tuhan lebih
indah dan jauh lebih baik dari apa yang aku rencanakan. Selalu ada hikmah dan
pelajaran yg bisa kita ambil dari kegagalan dan cobaan, dan itu semua
mengajarkan untuk lebih dewasa untuk menyikapi masalah dan untuk meningkatkan
kesabaran.
Ya. Akhirnya aku pasti masuk ke sekolah tinggi
swasta itu, sekarang aku mempunyai target baru yang harus aku capai. Kali ini
aku akan lebih berusaha lebih untuk target ku berhasil.
-
Belajar dengan sungguh-sungguh
-
Mendapatkan beasiswa
-
Mempertahankan beasiswa
Itu target jaga pendek untuk saat
ini. Keinginkan ku tidak terhenti sampai disini. Masih banyak jalan untuk mencapai kesuksesan. Hal terpenting
adalah jangan takut untuk mencoba, harus mempunyai target hidup, berusaha, dan
ketika semua usaha sudah dijalakan, berdoa adalah hal yg tidak boleh dilupakan.
Berjuang dan Serahkan semua rencana hidupmu kepada Tuhan. Ketika apa yang kamu inginkan tidak bisa kamu
dapatkan, jangan menyalahkan atau membuat kamu jadi jauh sama Tuhan ya J
Tuhan menjawab doamu dengan 3 cara
1.) Tuhan
menjawab “Ya” dan memberikan apa yg kamu ingikan
2.) Tuhan
menjawab “Tidak” dan memberikan sesuatu yg lebih baik
3.) Tuhan
menjawab “Tunggu” dan memberikanmu yg TERBAIK
Dan selalu selipkan keinginan mu didalam doa yaaa karena mengulang doa-doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu kearah yg kamu tuju. Semoga dan selalu. Aamiin